TIPS MEMILIH KAOS YANG BAIK
SEJARAH TENTANG NEW ERA CAP
SEJARAH SWEATER HOODIE
di postingan ini kita akan coba mengulas sedikit tentang sejarah hoodie. Penasaran gak sih kenapa bisa ada benda se-unik hoodie? Gimana, kapan dan siapa yang menciptakannya? After doing some researchs (thanks to the internet!) kita nemuin sejarah terciptanya hoodie. Seperti apa, mari dibaca…
Tahun pastinya terciptanya hoodie ini terjadi di sekitar tahun 1930an, tapiii kemunculan awalnya bahkan udah lebih berabad-abad jauh sebelum tahun itu, di sekitar masa “Middle Age” (kalo yang suka main game pasti tau masa ini.. haha). Jadi, hoodie ini sendiri sebenarnya udah jadi bagian dari seragam pastor pada masa itu sebagai pelengkap dari tunik mereka.
Nah, untuk masa modernnya, hoodie ini pertama kali dibuat oleh perusahaan Champion sebagai seragam bagi para buruh pabrik makanan beku di New York. Gak tau juga deh kenapa pabrik makanan beku kok butuh hoodie di seragamnya. Hehe. Well, saking uniknya seragam mereka ini, lalu orang-orang pun mulai kepikiran buat ngejadiin hoodie sebagai baju olahraga. Kan kita tau sendiri, klo lagi jogging gt matahari panasnya suka nggak toleransi, jadi hoodie dianggap bisa buat ngelindungin kita dari sinar matahari saat lagi olahraga. Dan seorang designer bernama Claire McCardell lalu ngeluarin koleksi sports line nya full of hoodie.
Trus, hoodie mencapai puncak popularitasnya pada tahun 1970an, dimana di Amerika kan lagi booming hip-hop banget di era itu. Dan bagi hip-hopers, hoodie dianggep sebagai simbol anonimitas, karena hoodie ini bisa menyembunyikan wajah dari seseorang, dimana pada masa itu, isu rasial di Amerika juga masih sensitif, dan hoodie dianggap menjadi sebuah pelindung dari kekerasan ras yang sering dialami orang kulit hitam disana. Tapi bagi sebagian orang justru sisi anonimitas hoodie ini dianggap negatif karena dapat memacu timbulnya niat kriminalitas.
Tapi semua anggapan itu lama-lama ilang digantikan sama kemunculan hoodie di lini High Fashion yang dikeluarkan oleh Norma Kamali yang memberikan kesan glamor dan mewah pada setiap rancangan hoodienya.
Pada tahun 1990an, hoodie mulai menjadi statement clothes bagi skaters dan surfers di masa itu, dimana semuanya berkisar diantara umur 14-28 tahun, dan sampai sekarang pemakai hoodie dari sisi demografik ini terus bertahan. Oh ya, dan juga penggunaan hoodie sebagai jaket angkatan di berbagai macam SMU dan Universitas mulai terjadi di tahun ini. Lalu designer sekelas Tommy Hilfiger, Giorgio Armani dan Ralph Lauren menjadikan hoodie sebagai komponen utama dalam koleksi pakaian mereka di masa ini.
Naahhh, itu tadi sekilas panjaaaang dari perjalanan hoodie. I hope you guys read it, dan semoga bermanfaat bagi kalian. Menarik kaan? hehe. Kalo gw sih setelah tau sejarahnya, jadi tambah bangga pake hoodie!
SEJARAH T-SHIRT
Dalam sejarahnya, T-shirt/kaos bukan bagian dari dunia fashion (atau mari katakanlah, dunia berpakaian secara baik). Pada awalnya, T-shirt hadir sebagai baju “daleman” para anggota U.S. Navy untuk melindungi bulu dada mereka (hahaha). Ada beberapa pabrikan yang kemudian mulai membuatnya sebagai produk yang lebih massal, tapi itu pun belum menjadi sebuah pakaian pantas pakai sehari-hari (Scott Fresner, 1995). Adalah seorang Clark Gable yang kemudian dianggap sebagai penyebar virus T-shirt ini. Juga ada nama-nama seperti Marlon Brando, James Dean, dan sang “Raja” Elvis Presley diawal-awal karirnya. Perlahan namun pasti, T-shirt mulai menjadi bagian dari busana keseharian yang tidak hanya dipakai untuk daleman, tetapi juga menjadi pakaian luaran. Pada pertengahan tahun 50an, T-shirt sudah mulai menjadi bagian bagian dari dunia fashion. Namun baru pada tahun 60an ketika kaum hippies mulai merajai dunia, T-shirt benar-benar menjadi state of fashion itu sendiri. Sebagai sebuah simbol (lagi-lagi) anti kemapanan, para hippies ini menggunakan T-shirt/kaos sebagai salah satu simbolnya. Semenjak saat itulah revolusi T-shirt terjadi secara total. Para penggiat bisnis menyadari bahwa T-shirt dapat menjadi medium promosi yang amat efektif serta efesien. Segala persyaratan sebagai medium promosi yang baik ada di T-shirt. Murah, mobile, fungsional, dapat dijadikan suvenir, dan seterusnya. Disaat yang bersamaan, kelompok-kelompok tertentu macam hippies, komunitas punk, atau organisasi politik, juga menyadari bahwa T-shirt dapat menjadi medium propaganda yang sempurna selain medium yang telah ada. Statement apapun dapat tercetak diatasnya, tahan lama, dan penyebarannya mampu melewati batas-batas yang tidak dapat dicapai oleh medium lain, seperti poster misalnya. Dengan segala kesempurnaannya, T-shirt tidak lagi menjadi sederhana. Jelas, secara fungsional benda tersebut masih berlaku sebagai sebuah sandang. Namun dibalik itu semua, T-shirt memiliki value yang melebihi dari fungsi dasarnya. Sebagai media promosi, medium ini benar-benar dimanfaatkan secara maksimal hingga pada titik yang tak terbayangkan sebelumnya. Kini, konsumen dapat dengan bangga membeli T-shirt dengan logo sebuah produk tertera diatasnya kemudian dipakainya. Artinya, dia secara langsung membeli untuk mempromosikan produk yang bersangkutan secara sukarela (tentu saja orang tersebut tidak akan mendapatkan bayaran sepeser pun untuk itu). Selain menjadi sebuah citraan, T-shirt jelas menjadi pengantar dari citra / image yang ampuh. Ketika diproduksi secara massal, T-shirt mampu melakukan konstruksi atas citra tertentu. |