KAOS COTTON COMBED 20s DAN 30s STANDART EKSPOR


      


SWEATER HALF ZIPPER



SWEATER HOODIE


 

TIPS MEMILIH KAOS YANG BAIK

Untuk memilih kaos yang bagus, kita harus pandai-pandai dalam membeli. Terutama jika kita membeli di tempat yang menyediakan fasilitas tawar-menawar, kita harus hati-hati dalam memilih. Jangan sampai kita kecewa setelah membeli atau memakai. Berikut tips untuk memilih kaos yang baik:
1.      Pilih model atau motif yang sesuai dengan selera kita
Hal ini penting karena jika kita sudah merasa tidak sesuai dengan model kaos yang tersedia, maka bisa dipastikan kita akan kecewa. Namun, hal ini pasti sudah diketahui oleh banyak orang. Ya… kalau tidak cocok ngapain kita beli….

2.      Pilih bahan/kain yang nyaman
Cara untuk memilih bahan/kain yang nyaman yaitu; dari segi textur kita pilih kain yang lembut, jangan memilih kain yang kaku, caranya kita cukup merasakan dengan mencubit-cubit kainnya. Selanjutnya, kita pilih bahan yang agak tebal supaya tidak cepat sobek.
3.      Perhatikan jahitan benang pada kaos
Jika jarak antara jahitan itu lebar dan renggang, itu menandakan kualitas yang kurang baik dari kaos. Jahitan yang baik biasanya memiliki jarak yang sempit dan rapi. Hal ini sangat perlu untuk diperhatikan karena jika tidak, jahitan kaos tersebut akan mudah terlepas dan mudah rusak tentunya.
4.      Jangan mudah terkecoh dengan harga yang murah
 Kebanyakan orang memilih brang yang lebih murah walaupun bedanya hanya Rp. 1000,- hal inilah yang sering membuat kita terkecoh. Lebih baik kita memilih harga yang lebih tinggi jika selisihnya tidak terlalu mencolok, kira-kira masih dibawah Rp. 5000,-
Namun jika anda merasa lebih membeli di toko atau distro yang terpercaya, itu lebih baik. Akan tetapi lebih baik jika anda tetap memperhatikan setiap begian dari barang yang ingin anda beli, karena harga yang mahal, belum tentu kualitasnya baik. Satu hal lagi, kita harus tetap lebih memilih produk dalam negeri dari pada luar negeri. Cintai produk dan karya negeri sendiri sebelum mencintai produk yang lain………

SEJARAH TENTANG NEW ERA CAP


Hai, saya mau menceritakan sedikit sejarah topi New Era Cap yang sudah pasti para bro - bro atau sista mungkin sudah tau topi ini, topi sering digunakan para pemain baseball dan musisi rapper dunia, dan sekarang sudah banyak juga band - band hardcore yang memakai topi ini, udah deh tanpa panjang lebar langsung aja ya cekibrot... Perusahaan New Era Cap Company berlokasi di Buffalo, New York. Pada tahun 1920 didirikan oleh imigran Jerman bernama Ehrhardt Koch yang sebelumnya bekerja untuk John Miller Cap Company selama 18 tahun dan Joe Amerien rekan kerja. Mereka mendirikan E.Koch Cap Co. atas pinjaman dari saudari perempuan Ehrhardt, Rose sebesar 1000USD. Mulai tahun 1922 mereka mulai memproduksi topi model Gatsby(Sejenis topi Jamur) dan merubah semua merk menjadi New Era Cap Co. Sepuluh tahun kemudian satu-satunya anak dari Ehrhardt, Harold bergabung dengan perusahaan ayahnya dan mulai mengikuti trend baseball pada tahun itu dengan membuat seragam untuk Cleveland Indians untuk seragam Home and Away. Pada tahun 40an waktu PD II adalah ujian terberat bagi siapapun termasuk mereka, tetapi New Era tetap mencoba untuk tetap berkarya dengan teknik Dye dan juga menemukan design untuk elastic-backed dan juga adjustable. Di tahun 50an hanya New Era Cap Company satu-satunya supplier topi-topi untuk liga baseball Amerika, Cincinnati, Brooklyn, Cleveland dan beberapa tim unggulan sudah menggunakan topi berlabel New Era Cap Co. Mulai 1954 lah topi berjenis 59FIFTY yang sering kita kenal lahir. Dengan pertimbangan memperlebar sayap usaha mereka pindah dari Buffalo ke Derby dan menjadikanya base terbesar untuk memproduksi 59FIFTY mereka. Setelah tahun 70an Harold menjadi CEO dan David Koch dijadikan president dari New Era Cap Co. dan secara terus turun temurun hingga Chris Koch sang cucu dari Harold. Chris melanjutkan perjuangan perusahaan milik sang kakek dengan menjadikan New Era Cap Co. dipakai 20 teams baseball dari 24 teams. Sekarang ditangan Chris Koch, New Era Cap Co. menjadi lebih aggresif dengan projeksi hasil produksi hingga 50 juta topi hingga akhir tahun 2012. Pembukaan 13 pabrik di lebih dari 5 negara dan mempekerjakan lebih dari 1000 orang selain itu mereka satu-satunya perusahaan yang dipilih

SEJARAH SWEATER HOODIE

di postingan ini kita akan coba mengulas sedikit tentang sejarah hoodie. Penasaran gak sih kenapa bisa ada benda se-unik hoodie? Gimana, kapan dan siapa yang menciptakannya? After doing some researchs (thanks to the internet!) kita nemuin sejarah terciptanya hoodie. Seperti apa, mari dibaca…
Tahun pastinya terciptanya hoodie ini terjadi di sekitar tahun 1930an, tapiii kemunculan awalnya bahkan udah lebih berabad-abad jauh sebelum tahun itu, di sekitar masa “Middle Age” (kalo yang suka main game pasti tau masa ini.. haha). Jadi, hoodie ini sendiri sebenarnya udah jadi bagian dari seragam pastor pada masa itu sebagai pelengkap dari tunik mereka.
Nah, untuk masa modernnya, hoodie ini pertama kali dibuat oleh perusahaan Champion sebagai seragam bagi para buruh pabrik makanan beku di New York. Gak tau juga deh kenapa pabrik makanan beku kok butuh hoodie di seragamnya. Hehe. Well, saking uniknya seragam mereka ini, lalu orang-orang pun mulai kepikiran buat ngejadiin hoodie sebagai baju olahraga. Kan kita tau sendiri, klo lagi jogging gt matahari panasnya suka nggak toleransi, jadi hoodie dianggap bisa buat ngelindungin kita dari sinar matahari saat lagi olahraga. Dan seorang designer bernama Claire McCardell lalu ngeluarin koleksi sports line nya full of hoodie.
Trus, hoodie mencapai puncak popularitasnya pada tahun 1970an, dimana di Amerika kan lagi booming hip-hop banget di era itu. Dan bagi hip-hopers, hoodie dianggep sebagai simbol anonimitas, karena hoodie ini bisa menyembunyikan wajah dari seseorang, dimana pada masa itu, isu rasial di Amerika juga masih sensitif, dan hoodie dianggap menjadi sebuah pelindung dari kekerasan ras yang sering dialami orang kulit hitam disana. Tapi bagi sebagian orang justru sisi anonimitas hoodie ini dianggap negatif karena dapat memacu timbulnya niat kriminalitas.

Tapi semua anggapan itu lama-lama ilang digantikan sama kemunculan hoodie di lini High Fashion yang dikeluarkan oleh Norma Kamali yang memberikan kesan glamor dan mewah pada setiap rancangan hoodienya.
Pada tahun 1990an, hoodie mulai menjadi statement clothes bagi skaters dan surfers di masa itu, dimana semuanya berkisar diantara umur 14-28 tahun, dan sampai sekarang pemakai hoodie dari sisi demografik ini terus bertahan. Oh ya, dan juga penggunaan hoodie sebagai jaket angkatan di berbagai macam SMU dan Universitas mulai terjadi di tahun ini. Lalu designer sekelas Tommy Hilfiger, Giorgio Armani dan Ralph Lauren menjadikan hoodie sebagai komponen utama dalam koleksi pakaian mereka di masa ini.
Naahhh, itu tadi sekilas panjaaaang dari perjalanan hoodie. I hope you guys read it, dan semoga bermanfaat bagi kalian. Menarik kaan? hehe. Kalo gw sih setelah tau sejarahnya, jadi tambah bangga pake hoodie!

SEJARAH T-SHIRT



Dalam sejarahnya, T-shirt/kaos bukan bagian dari dunia fashion (atau mari katakanlah, dunia berpakaian secara baik). Pada awalnya, T-shirt hadir sebagai baju “daleman” para anggota U.S. Navy untuk melindungi bulu dada mereka (hahaha). Ada beberapa pabrikan yang kemudian mulai membuatnya sebagai produk yang lebih massal, tapi itu pun belum menjadi sebuah pakaian pantas pakai sehari-hari (Scott Fresner, 1995).

Adalah seorang Clark Gable yang kemudian dianggap sebagai penyebar virus T-shirt ini. Juga ada nama-nama seperti Marlon Brando, James Dean, dan sang “Raja” Elvis Presley diawal-awal karirnya.

Perlahan namun pasti, T-shirt mulai menjadi bagian dari busana keseharian yang tidak hanya dipakai untuk daleman, tetapi juga menjadi pakaian luaran. Pada pertengahan tahun 50an, T-shirt sudah mulai menjadi bagian bagian dari dunia fashion. Namun baru pada tahun 60an ketika kaum hippies mulai merajai dunia, T-shirt benar-benar menjadi state of fashion itu sendiri. Sebagai sebuah simbol (lagi-lagi) anti kemapanan, para hippies ini menggunakan T-shirt/kaos sebagai salah satu simbolnya. Semenjak saat itulah revolusi T-shirt terjadi secara total. Para penggiat bisnis menyadari bahwa T-shirt dapat menjadi medium promosi yang amat efektif serta efesien. Segala persyaratan sebagai medium promosi yang baik ada di T-shirt. Murah, mobile, fungsional, dapat dijadikan suvenir, dan seterusnya.

Disaat yang bersamaan, kelompok-kelompok tertentu macam hippies, komunitas punk, atau organisasi politik, juga menyadari bahwa T-shirt dapat menjadi medium propaganda yang sempurna selain medium yang telah ada. Statement apapun dapat tercetak diatasnya, tahan lama, dan penyebarannya mampu melewati batas-batas yang tidak dapat dicapai oleh medium lain, seperti poster misalnya.

Dengan segala kesempurnaannya, T-shirt tidak lagi menjadi sederhana. Jelas, secara fungsional benda tersebut masih berlaku sebagai sebuah sandang. Namun dibalik itu semua, T-shirt memiliki value yang melebihi dari fungsi dasarnya.

Sebagai media promosi, medium ini benar-benar dimanfaatkan secara maksimal hingga pada titik yang tak terbayangkan sebelumnya. Kini, konsumen dapat dengan bangga membeli T-shirt dengan logo sebuah produk tertera diatasnya kemudian dipakainya. Artinya, dia secara langsung membeli untuk mempromosikan produk yang bersangkutan secara sukarela (tentu saja orang tersebut tidak akan mendapatkan bayaran sepeser pun untuk itu).

Selain menjadi sebuah citraan, T-shirt jelas menjadi pengantar dari citra / image yang ampuh. Ketika diproduksi secara massal, T-shirt mampu melakukan konstruksi atas citra tertentu.